- Home »
- Pendidikan Agama Islam »
- Kronologi Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia
Abd. Syawal A. Dali
On Senin, 11 Agustus 2014
Kronologi Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia
717
Dikabarkan oleh pengembara China yaitu Itsing bahwa ia menumpang suatu kapal
dalam armada Timur Tengah yang menuju China dimana mereka singgah beberapa bulan
lamanya di Aceh dan Sriwijaya.
1010
Dikabarkan tentang Naik Hajinya seorang Raja dari Sumatera
yang disebut “Haji Sumatrabhumi”.
1082
Angka dari makam seorang muslimat yaitu Fatimah binti Maimun di Leran Jawa
Timur yang merupakan makam tertua di Pulau Jawa.
1271
Peurelah diserang Kerajaan Sriwijaya setelah Kesultanan Peurelah tunduk
Tentara Sriwijaya ditarik mundur (1275)
1292
Armada Kapal Mongol-China dimana turut serta pengembara Italy yakni Marcopolo
dalam perjalanannya ke Persia singgah 5 bulan di Aceh Utara.
1297
Wafatnya Raja Samudera Pasai yakni Marah Silu atau Sultan Malik As-Saleh.
1345
Pengembara muslim terbesar di masanya yakni Ibn Bathuthah utusan Sultan Delhi
singgah di Kesultanan Pasai dan bertemu dengan S.Malik Az-Zahir.
1350
Tentara Majapahit dalam rangka “Persatuan Nusantara” Gajah Mada menundukkan
Kesultanan Pasai.
1380
Tahun dari suatu makam muslim di Minje Tujoh Aceh yang berisi 2 bait Syair
yang dinyatakan sebagai Kesusasteraan Islam tertua di Indonesia.
1414
Kerajaan Hindu Malaka menjadi Kerajaan Islam.
1419
Maulana Malik Ibrahim wafat di Gresik Jawa Timur.
1478
Berdirinya Kesultanan Demak dipimpin Raden Patah setelah menaklukan Kerajaan
Hindu Majapahit.
1479
Cirebon melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Hindu Pajajaran dan menjadi
pusat penyebaran Islam di Jawa Barat.
1495
Sultan Zainal Abidin dari Kesultanan Ternate memperdalam ilmu Agama di Giri.
1511
Armada Portugis dipimpin Alfonso D’Albuquerque menaklukan Kesultanan Malaka
yang dipertahankan Sultan Mahmud Syah-Keluarga Raja menyingkirkan
Riau.
1512
Bangsa Portugis untuk pertama kalinya tiba di Banda Maluku dipimpin Antonio
D’ Abreu.
1513
Armada Demak dipimpin Pati Unus menyerang Portugis di Malaka yang berakhir
dengan kekalahan total.
1517
Kesultanan Demak dipimpin Pati Unus meruntuhkan Kerajaan Majapahit karena
rajanya yaitu Prabu Udara bersekutu dengan Portugis.
1520
Aceh dibawah Sultan Ali Mughayat Syah berkembang menjadi Kerajaan Besar dan
pusat perdagangan di Selat Malaka.
1527
Armada Portugis yang melabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa dihancurkan tentara
Demak dipimpin Falatehah Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
1537
Serangan Aceh pertama terhadap Portugis di Malaka yakni di masa Sultan
Alauddin Al-Kahar (1537-1571). Selanjutnya selama Portugis di Malaka
1511-1641 mengalami 13 kali serangan lagi dari kesultanan Aceh, tapi selalu
gagal.
1546
Sultan Trenggono dari Demak wafat. Dimulainya kemunduran Demak akibat
perebutan kekuasaan di antara sesama keluarga Sultan.
1568
Banten melepaskan diri dari kekuasaan Demak. Berdirlah Kesultanan Banten yang
dikuasai Hasanuddin (1552-1570).
1570
Dengan licik Gurbernur Portugis di Ternate membunuh Sultan Khairun.
Pembalasan oleh Sultan Baabullah (1570-1583) yang menyebabkan terusirnya
Portugis (1575).
1579
Sultan Yusuf dari Banten (1570-1580) meruntuhkan Kerajaan Hindu Pajajaran.
Bangsa Inggris tiba pertama kali di Indonesia yakni armada Sir Francis Drake
dari Philipina di Ternate.
1581
Raja Pagarruyung Minangkabau masuk Islam.
1586
Kerajaan Pajang dipimpin Arya Pangiri (1582-1586) dikalahkan Adipati Mataram
yaitu Sutawijaya. Kerajaan Pajang berakhir dan timbul Kerajaan Mataram
dipimpin Sutawijaya (1586-1601).
1596
Tentara Banten menyerang Palembang dengan dipimpin Sultan Maulana Mohammad
(1580-1596) tapi gagal kerena Sultan tewas. Bangsa Belanda tiba di Indonesia
untuk pertama kalinya dengan 4 kapal Kongsi Compagnie Van Verre yang dipimpin
Pieter de Keyzer (Kapten Kapal) dan Cornelis de Houtman (Pemimpin dagang) di
Pelabuhan Banten.
1599
Pertentangan pertama antara bangsa Belanda dengan Bumiputra yakni di Aceh,
dimana Cornelis de Houtman tewas, sedangkan armada Belanda lari ke Ceylon.
1602
a. Terbentuk kongsi dagang VOC di Amsterdam yang memiliki beberapa hak
istimewa dengan Wilayah operasi antara Tanjung Harapan hingga Selat
Magelhaens. Kekuasaan pertama: Ambon (1605).
b. Kesultanan Aceh mengakui berdirinya Negeri Belanda yang Merdeka dari
Portugis.
1603
Kerajaan Goa-Tallo menjadi Kerajaan Islam.
1607
Perkasa Alam naik tahta Kesultanan Aceh dengan gelar Sultan Iskandar Muda
(1607-1636), dimana dibawah kekuasaannya Aceh menjadi pusatnya dan menjadi
pusat peradaban Islam di Nusantara. Berkuasanya Patih Ranamanggala
(1608-1629) di Banten yang berpolitik keras pada Penjajah.
1611
Islam masuk ke Bone melalui penaklukan Kerajaan Goa-Tallo. Dipimpin Sultan
Alauddin (1593-1639).
1612
Ibukota Banjarmasin dibumihanguskan kapal-kapal VOC, akibatnya Ibukota
dipindahkan ke Martapura.
1613
Kekuasaan Mataram jatuh ke Mas Ransang yang bergelar Sultan Agung
(1613-1645) mewujudkan puncak Mataram dengan perpaduan kebudayaan Islam
dengan kebudayaan Hindu-Jawa.
1615
Kerajaan Islam Jambi menjadi Kesultanan dengan bergantinya gelar Raja menjadi
Sultan.
1619
VOC dipimpin JP Coen merebut Jayakarta dari tangan Banten. Dijadikan
kedudukan baru VOC dengan nama Batavia (1621)
1628
Serangan pertama Mataram dipimpin Bupati Kendal Baurekso terhadap VOC di
Batavia gagal.
1629
Serangan Mataram kedua terhadap Batavia dipimpin Bupati Sunda Dipati Ukur.
Meski gagal tetapi Gubernur Jenderal JP Coen (1618-1623:1627-1629) tewas.
1630
Wafatnya Mufti Sasterawan dan Shufi Aceh, yaitu Syamsuddin Asy-Sumatrany.
1637
Syekh Nurrudin Ar Raniry diangkat sebagai Mufti besar Aceh. Memulihkan paham
Ahlussunnah Wal Jama’ah dan memberantas ajaran Wihdatul Wujud.
1638
Kitab Bustanussalatin ditulis Nuruddin Ar Raniry.
1639
Kerajaan Hindu Blambangan diruntuhkan Mataram.
1640
Raja Bima Sumbawa masuk Islam.
1641
Untuk pertama kalinya dalam Sejarah Islam Nusantara Wanita menjadi Sultan,
yaitu Sri Tajul Alam Safiatuddiansyah (1641-1675) untuk Kesultanan Aceh.
1650
Raja Mas Cinni mendirikan Kesultanan Sumbawa.
1662
Kesultanan/Cirebon terpecah 2 karena Pangeran Giri laya (1650-1662) membagi 2
Kerajaannya yaitu untuk Raja Sepuh (Raja Tua) dan Raja Anom (Raja Muda).
1663
Kerajaan Pagarruyung melepaskan diri dari Aceh dengan bantuan VOC.
1667
Kerajaan Goa-Tallo menyerah terhadap VOC dan Aru Palakka dan menandatangani
perjanjian Bongaya.
1669
Sultan Hasanuddin (1653-1669) yang kalah perang dipaksa turun tahta Kerajaan
Goa-Tallo oleh VOC.
1674
Meletusnya pemberontakan terhadap Mataram yang bersekutu dengan VOC, yang
dipimpin oleh Trunajaya ditumpas habis tahun 1680.
1680
Akibat penentangan para ulama Giri terhadap Mataram yang takluk pada VOC,
panembahan Giri beserta segenap ulama disana mati syahid. Berakhirlah
pemerintahan Ulama Giri.
1683
Menyerahnya Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) terhadap Putranya Abdul Kahar/Sultan
Haji yang bersekutu dengan VOC dalam Perang Saudara Banten (1681-1683).
Banten tunduk pada VOC.
1692
Kerajaan Hindu Bali menaklukan rakyat Lombok.
1699
Banten menaklukan rakyat Lombok.
Berakhirnya
masa pemerintahan Ratu-ratu Aceh digantikan oleh Sultan-sultan keturunan
Sayid Arab.
1706
Untung Surapati gugur dalam Pertempuran melawan VOC di Bangil Jawa Timur.
1735
Sayid Abdurrahman berdakwah di Pulau Bangka dan Belitung.
1740
Kerajaan Mataram di Pulau Lombok kalah perang atas Kerajaan Hindu Karangasem
dari Bali.
1749
Kerajaan Mataram Jawa diserahkan Sultan Paku Buwana II (727-1749) pada VOC.
1750
Pemberontakan rakyat Maulana Banten terhadap Raja-raja Banten Boneka Belanda.
Dipimpin oleh Kyai Tapadan Ratu Bagus. Sesudah 1753 menjadi Gerilya.
1755
Ditandatangani Perjanjian Gianti antara Mangkubumi VOC dan Sultan Mataram
dimana dinyatakan berdirinya Kerajaan Yogyakarta pecahan dari Mataram yang di
Rajai Mangkubumi dengan gelar Hamengkubuwono I.
1757
Ditanda tangani perjanjian Sala Tiga yang menyatakan Mas Said sebagai Raja
Mangkunegara dengan Mangkunegara I.
1779
Syarif Abdurrahman mendirikan Kesultanan Pontianak
1787
VOC memperoleh kekuasaan atas Kesultanan Banjarmasin.
1788
Meletus pemberontakan rakyat dan Ulama Cirebon terhadap Belanda yang
mengawali serangkaian pemberontakan berikutnya.
1799
VOC dihapuskan seluruhnya karena bangkrut total, kekuasaan di Indonesia
langsung ditangani dari Negeri Belanda yang diwakili oleh Pemerintah Hindia
Belanda
1801
Kesultanan Tidore dipimpin oleh S.Nuku (1797-1805) mengusir Belanda dari
Tidore.
1803
Pulangnya ke Minangkabau 3 Haji yang membawa masuk Paham Wahabi dari Tanah
Suci. Bibitnya timbul Gerakkan Paderi.
1808
Belanda menyerahkan kekuasaan di Indonesia pada Perancis yang diwakili
Gubernur Jendral Daendels (1808-1811) yang kejam.
1811
Kesultanan-kesultanan di Cirebon dihapuskan oleh Daendels Perancis
menyerahkan kekuasaan di Indonesia pada Inggris yang diwakili Gubernur
Jendral R. Raffles (1811-1816 )yang licik.
1813
Raffles menurunkan S.Muh.Aliuddin Kesultanan Banten dihapuskan.
1821
Meletuslah Perang Paderi antara Kaum Paderi dengan Kaum Adat yang dibantu
Belanda. Perlawanan S.Mahmud Badaruddin II dari Pelembang dipatahkan oleh
Tentara Belanda dpp Letjen de Kock.
1824
Belanda memajukan Perjanjian Ujung Pandang pada
Kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yang menyatakan kedaulatan penuh
Belanda. Sebagian kerajaan dpp Bone menolaknya.
1825
Pecah Perang Diponegoro yang menggabungkan unsur bangsawan yang dpp,
P.Diponegoro, unsur Ulama dpp Kyai Maja dan unsur rakyat jelata dpp Sentot
Ali Basyah.
1830
Dengan licik De Kock menangkap P.Diponegoro di Magelang. Berakhirnya perang
Diponegoro.
1833
Kesultanan Jambi dpp S.Fakhruddin (1833-1841) menyerah pada Belanda.
1837
Pertahanan kaum Paderi di Bonjol jatuh pada Belanda.
1847
Rakyat Sintang di Kalimantan Barat dipimpin Ade Idris Pangeran Ratu
memberontak pada kekuasaan Belanda
1859
Pecah Perang Banjar dpp Pangeran Antasari dan P.Hidayat.
Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar.
1873
Belanda Menyerbu Aceh, dimulailah Perang Aceh
1874
Tentara Belanda dpp Van Swieten merebut Ibukota Aceh.
1878
Tentara Belanda menduduki Istana Jambi, Sultan Thaha Safiuddin (1851-1878)
menyingkir dan bergerilya terhadap Belanda.
1882
Dibentuknya Pengadilan Agama (Priestaraad) di Jawa dan Madura.
1888
Pecah Perang/Pemberontakan Ulama di Cilegon.
1894
Suku
Sasak Lombok dibantu Belanda mengusir Kekuasaan Hindu Bali, lalu Belanda
mengambil alih kekuasaan Lombok.
Pemimpin
Aceh Teungku Chi’di Tiro wafat.
1899
Pemimpin gerilya Teuku Umar gugur di Aceh Haji Abdullah Ahmad mendirikan
Sekolah Modern pertama di Minang yaitu Sekolah Adabiyah. KH. Hasyim Asy’ari mendirikan Pesantren Tebu Ireng
di Jombang.
17 Juli 1905
Pembentukan Organisasi dakwah dan pendidikan Jamiyatul Khairiyah di Jakarta.
16 Oktober 1905
Berdirinya organisasi serikat dagang Islam (SDI) dipimpin H.Samanhudi di Solo
30 Juli 1905
Perlawanan Rakyat Bone dipimpin raja terakhir: Karaeng Sigeri
(1895-1905) ditumpas.
10 September 1912
SDI menjelma
menjadi Serikat Islam (SI)
18 November 1912
KH.Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta.
18 Maret 1915
Dibentuknya Central Serikat Islam (CSI) sebagai badan
pemersatu SI-SI lokal.
24 Juni 1916
Dibukanya Kongres Nasional CSI di Bandung ayang merupakan Kongres terbesar di
masa pergerakan Nasional.
18 Mei 1918
Pembukaan Volksraad yang menimbulkan perpecahan strategi
pergerakan nasional yaitu Koperasi dan Non-ko.
15 Februari 1920
Kaum Muda mendirikan Thawalib Sumatera di Padang panjang.
10 Oktober 1921
Golongan komunis dikeluarkan dari Serikat Islam
25 Oktober 1922
PKI menggerakkan SI Merah untuk menandingi SI asli.
31 Oktober 1922
Diadakan Kongres Al Islam oleh SI dan Muhammadiyah dalam rangka mempersatukan
umat Islam.
1 Januari 1925
Pembentukan Jong Islamieten Bond oleh anggota-anggota Jong Java yang
berhaluan Islam.
31 Januari 1926
Pembentukan Nahdatul Ulama (NU) di Surabaya oleh KH.Hasyim Asy’ari
20 Mei 1930
Berdirinya Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) di bukit tinggi.
04 Oktober 1934
Berdirinya Partai Arab Indonesia (PAI) di Solo oleh golongan peranakan Arab
dipimpin Ar Barswe.
28 November
1936
Golongan Komperator PSII dipimpin HA.Salaim mendirikan barisan.
18 Oktober 1937
Akibat Tindakan keras pemerintah kolonial maka PERMI dibubarkan.
01 Maret 1838
Terbentuknya Federasi organisasi-organisasi Islam yaitu Majelis
A’la Islam Indonesia (MIAI)
06 Desember 1938
Terbentuknya Partai Islam Indonesia (PII) di Yogyakarta.
05 Mei 1938
Ulama-ulama Aceh Mendirikan Persatuan Ulama seluruh Aceh (PUSA).
4 September 1942
Dalam rapat yang
diselenggarakan Pemerintah Jepang tokoh-tokoh Islam menolak Federasi baru dan
mempertahankan MIAI
Mei 1943
Jepang
mengorganisir Guru-guru Islam dalam “Penggabungan Guru Islam Indonesia“ yang
dpp Haji Abdulkarim Amrullah.
24 Oktober 1943
Dibentuknya Majelis Syuro Muslimin Indonesia(Masyumi) sebagai pengganti MIAI.
25 Februari 1944
Meletus pemberontakan Singaparna dipimpin KH. Zainal Mustafa yang ditumpas
secara kejam oleh Jepang.
8 Desember 1944
Berdirinya Lasykar Pemuda Hizbullah oleh Pemerintah Jepang yang dipimpin KH.
Ainul Arifin
01 Mei 1945
Jepang mengumumkan bahwa hari Jumat adalah setengah libur bagi instansi
pemerintah.
22 Juni 1945 Ditanda tanganinya Piagam
Jakarta oleh 9 anggota panitia perumus yaitu, rumusan Pancasila ditambah 7
kata: “Dengan menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluk pada H. sila
pertama”.
17 Agustus 1945
Proklamasi Kemerdekaan RI Indonesia
2 Oktober 1945
Dibentuknya Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) dipimpin Harsosno
Cokroaminoto.
November 1945
Dibentuknya Laskar Perjuangan Sabilillah dipimpin KH.Masykur
7 November 1945
Terbentuknya wadah tunggal parpol Islam Indonesia yaitu Masyumi.
3 Januari 1946
Diadakannya Departemen Agama
5 Februari 1947
Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di yogya diketuai HMS.Mintareja
25 Maret 1947
Perjanjian Linggarjati, yang ditentang Masyumi dan PNI serta dibela Presiden
dan Wapres
22 April 1947
PSII keluar dari Masyumi
17 Januari 1948
Persetujuan Renville, yang didukung semua pihak kecuali kaum Komunis dan
golongan Islam extrim yang membentuk Darul Islam.
27 November 1948
Berdirinya Serikat Guru Islam Indonesia (SBII),
Ormas Masyumi dipimpin Moh. Alyono
7 Agustus 1948
SM. Kartosuwiryo Memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII)
Desember
1949
Dibentuknya Panitia Haji Indonesia (PHI) sebagai Organisasi pengatur Ibadah
Haji yang resmi.
17 Agustus 1950
Negara kesatuan RI terbentuk dilandasi UUDS 1950 yang mempraktekan
Demokrasi
Liberal.
1 Mei
1952
NU keluar dari Masyumi
30 Agustus
1952
NU, PSII dan Perti bergabung dalam Liga Muslimin Indonesia (LMII)
21 Desember
1953
Meletus pemberontakan Daud Beureuh yang didukung PUSA di Aceh.
24 Maret 1956
Dilantik Kabinet Pemilu 1955 yang hanya bertahan 1 tahun.
21 Februari 1957
Presiden Soekarno mengemukakan gagasan Demokrasi terpimpin
5 Juli 1959
Dekrit Presiden kembali ke UUD ‘45
8 Februari
1960
Pemberontakan PRRI memproklamasikan Republik Persatuan Indonesia (RPI) di
Padang dengan Syaffrudin Prawira Negara sebaga Presiden
17 Agustus
1960
Presiden Soekarno membubarkan Masyumi dan PSI
3 Februari 1965
Berakhirnya pemberontakan DI/TII di Indonesia dengan tertembak matinya
Gembong terakhir yaitu Kahar Muzakar di Makasar.
30 September 1965
Pengkhianatan G-30 S/PKI
20 November 1968
Pemerintah membentuk Partai Muslimin Indonesia (Parmusi)
5 Januari 1973
Terbentuklah Fusi Parpol Islam yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
26 Juli 1975
Pemerintah mendirikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dipimpin Prof.Dr.Hamka.
|
||||||||||||||||||
Oleh:Ust. Mustafa Kamal,SS
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي
الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ
يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka ituterdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyaiakal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnyadan menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjukdan rahmat bagi kaum yang beriman.
Sangat penting mempelajari sejarah da’wah Islam di
Indonesia. Sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an ayat 111 bahwa
mempelajari sejarah terdapat ibrah (pelajaran). Dengan memepelajari
sejarah dimasa lampau maka dapat mengambil pelajaran untuk dimasa yang akan
datang dibuat perencanaan atau konsep yang lebih baik khususnya untuk da’wah di
tanah air kita Indonesia. Sesuai dengan hadist Rasulullah “Hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini “.
Bahasa merupakan nilai tertinggi dari suatu peradaban.
Suatu bangsa dipengaruhi nilai tertentu jika bahasanya dipengaruhi oleh nilai
tersebut. Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab (bahasa Qur’an)
contohnya kata ibarat yang kata dasarnya dari ibrah ini yang
bermakna pelajaran dan masih banyak lagi bahasa indonesia yang berasal dari
bahasa Arab. Ini membuktikan bahwa budaya Indonesia sudahdipengaruhi oleh
budaya islami.
Kronologis
Masuknya Islam Ke Indonesia :
1. Babak pertama, abad 7 masehi (abad 1
hijriah).
Pada abad 7 masehi, Islam sudah
sampai ke Nusantara. Para Da’i yang datang ke Indonesia berasal dari jazirah
Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa India yakni bangsa Gujarat dan ada
juga yang telah beradptasi dengan bangsa Cina, dari berbagai arah yakni dari jalur
sutera (jalur perdagangan) da’wah mulai merambah di pesisir-pesisir
Nusantara.
Sejak awal Islam tidak pernah membeda-bedakan fungsi seseorang untuk berperan
sebagai da’i (juru da’wah). Kewajiban berda’wah dalam Islam bukan hanya kasta
(golongan) tertentu saja tetapi bagi setiap masyarakat dalam Islam. Sedangkan
diagama lain hanya golongan tertentu yang mempunyai otoritas menyebarkan agama
yaitu pendeta. Sesuai ungkapan Imam Syahid Hasan Albana “ Nahnu duat
qabla kulla sai “ artinya kami adalah da’i sebelum profesi-profesi lainnya.
Sampainya da’wah di Indonesia
melalui para pelaut-pelaut atau pedagang-pedagang sambil membawa dagangannya
juga membawa akhlak Islami sekaligus memperkenalkan nilai-nilai yang Islami.
Masyarakat ketika berbenalan dengan Islam terbuka pikirannya, dimulyakan
sebagai manusia dan ini yang membedakan masuknya agama lain sesudah maupun
sebelum datangnya Islam. Sebagai contoh masuknya agama Kristen ke Indonesia ini
berbarengan dengan Gold (emas atau kekayaan) dan glory (kejayaan atau
kekuasaan) selain Gospel yang merupakan motif penyebaran agama berbarengan
dengan penjajahan dan kekuasaan. Sedangkan Islam dengan cara yang damai.
Begitulah Islam pertama-tama
disebarkan di Nusantara, dari komunitas-komunitas muslim yang berada di
daerah-daerah pesisir berkembang menjadi kota-kota pelabuhan dan perdagangan
dan terus berkembang sampai akhirnya menjadi kerajaan-kerajaan Islam dari mulai
Aceh sampai Ternata dan Tidore yang merupakan pusat kerajaan Indonesia bagian
Timur yang wilayahnya sampai ke Irian jaya.
2. Babak kedua, abad 13 masehi.
Di abad 13
Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai penjuru di Nusantara. Yang
merupakan moment kebangkitan kekuatan politik umat khususnya didaerah Jawa
ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik
internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina diwilayah
tersebut bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan raja-raja Majapahit untuk
mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak. Bersamaan
dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam yang lainnya,
walaupun masih bersifat lokal.
Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan Wali Songo yaitu
ulama-ulama yang menyebarkan da’wah di Indonesia. Wali Songo
mengembangkan da’wah atau melakukan proses Islamisasinya melalui
saluran-saluran:
a)
Perdagangan
b)
Pernikahan
c)
Pendidikan
(pesantren)
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang asli dari
akar budaya indonesia, dan juga adopsi dan adaptasi hasanah kebudayaan pra
Islam yang tidak keluar dari nilai-nilai Islam yang dapat dimanfaatkan dalam
penyebaran Islam. Ini membuktikan Islam sangat menghargai budaya setempat
selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
d) Seni dan
budaya
Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada
masyarakat jawa khususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang sebagai
media da’wah dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai
Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan diajarkannya egaliterialisme
yaitu kesamaan derajat manusia dihadapan Allah dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawam
seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.
Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional
(daerah) dalam langgam Islami, ini berarti nasyid sudah ada diIndonesia ini
sejak jaman para wali. Dalam upacara-upacara adat juga diberikan nilai-nilai
Islam.
e)
Tasawwuf
Kenyatan
sejarah bahwa ada tarikat-tarikat di Indonesia yang menjadi jaringan penyebaran
agama Islam.
3. Babak ketiga, masa penjajahan Belanda.
Pada abad 17 masehi tepatnya tahun 1601 datanglah kerajaan Hindia Belanda
kedaerah Nusantara yang awalnya hanya berdagang tetapi akhirnya menjajah.
Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya yakni VOC, semejak itu
hampir seluruh wilayah nusantara dijajah oleh Hindia Belanda kecuali Aceh. Saat
itu antar kerajaan-kerajaan Islam di nusantara belum sempat membentuk aliansi
atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran da’wah terpotong.
Dengan sumuliayatul ( kesempurnaan) Islam yang tidak ada pemisahan
antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya,ini telah
diterapkan oleh para Ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, mengubah
pesantren-pesantren menjadi markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta
didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan
penjajah sedangkan ulamanya menjadi panglima perangnya. Hampir seluruh wilayah
di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap penjajah adalah kaum muslimin
beserta ulamanya.
Potensi-potensi tumbuh dan berkembang diabad 13 menjadi kekuatan perlawanan
terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa
kerajaan-kerajaan Islam yang syair-syairnya berisikan perjuangan. Ulama-ulama
menggelorakan Jihad melawan kaum kafir yaitu penjajah Belanda. Belanda
mengalami kewalahan yang akhirnya menggunakan strategi-strategi:
o Politik devide
et impera, yang pada kenyataannya memecahbelah atau mengadu domba antara
kekuatan Ulama dengan adat contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan
perang Diponegoro di Jawa.
o Mendatangkan
Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar seorang Guru Besar keIndonesiaan
di Universitas Hindia Belanda juga seorang orientalis yang pernah mempelajari
Islam di Mekkah, dia berpendapat agar pemerintahan Belanda membiarkan umat
Islam hanya melakukan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara
atau sampai melakukan politik praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh
pemerintahan Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin
yang akan melakukan ibadah Haji karena pada saat itulah terjadi pematangan
pejuangan terhadap penjajahan.
4. Babak keempat, abad 20 masehi
Awal abad 20 masehi, penjajah Belanda mulai melakukan politik etik atau
politik balas budi yang sebenarnya adalah hanya membuat lapisan masyarakat yang
dapat membantu mereka dalam pemerintahannya di Indonesia. Politik balas budi
memberikan pendidikan dan pekerjaan kepada bangsa Indonesia khususnya umat
Islam tetapi sebenarnya tujuannya untuk mensosialkan ilmu-ilmu barat yang jauh
dari Al Qur’an dan hadist dan akan dijadikannya boneka-boneka penjajah. Selain
itu juga mempersiapkan untuk lapisan birokrasi yang tidak mungkin pegang oleh
lagi oleh orang-orang Belanda.Yang mendapat pendidikanpun tidak seluruh
masyarakat melainkan hanya golongan Priyayi (bangsawan), karena itu yang
pemimpin-pemimpin pergerakan adalah berasalkan dari golongan bangsawan.
Strategi perlawanan terhadap penjajah pada masa ini lebih kepada bersifat
organisasi formal daripada dengan senjata. Berdirilah organisasi Serikat
Islam merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama di Indonesia
pada tahun 1905 yang mempunyai anggota dari kaum rakyat jelata sampai priyayi
dan meliputi wilayah yang luas. Tahun 1908 berdirilah Budi Utomo yang bersifat
masih bersifat kedaerahan yaitu Jawa, karena itu Serikat Islam dapat disebut
organisasi pergerakan Nasional pertama daripada Budi Utomo.
Tokoh Serikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto yang memimpin
organisasi tersebut pada usia 25 tahun, seorang kaum priyayi yang karena
memegang teguh Islam maka diusir sehingga hanya menjadi rakyat biasa. Ia
bekerja sebagai buruh pabrik gula. Ia adalah seorang inspirator utama bagi
pergerakan Nasional di Indonesia. Serikat Islam dibawah pimpinannya menjadi
suatu kekuatan yang di perhitungkan Belanda. Tokoh-tokoh Serikat Islam lainnya
ialah H. Agus Salim dan Abdul Muis, yang membina para pemuda yang tergabung
dalam Young Islamitend Bound yang bersifat nasional, yang berkembang sampai
pada sumpah pemuda tahun 1928.
Da’wah Islam di Indonesia terus berkembang dalam institusi-institusi seperti
lahirnya Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis dll. Lembaga-lembaga ke-Islaman
tersebut tergabung dalam MIAI (Majelis Islam ‘Ala Indonesia) yang kemudian
berubah namanya menjadi MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) yang
anggotanya adalah para pimpinan institusi-institusi ke-Islaman tersebut.
Dimasa pendudukan Jepang, dilakukan strategi untuk memecahbelah kesatuan
kekuatan umat oleh pemerintahan Jepang dengan membentuk kementrian Sumubu (Departemen
Agama). Jepang meneruskan strategi yang dilakukan Belanda terhadap umat Islam.
Ada seorang Jepang yang faham dengan Islam yaitu Kolonel Huri, ia memotong
koordinasi ulama-ulama dipusat dengan didaerah, sehingga ulama-ulama didesa
yang kurang informasi dan akibatnya membuat umat dapat terbodohi.
Pemerintahan pendudukan Jepang memberikan fasilitas untuk kemerdekaan Indonesia
dengan membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dan dilanjuti dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
dan lebih mengerucut lagi menjadi Panitia Sembilan, Panitia ini yang
merumuskan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagram Jakarta merupakan
konsensus tertinggi untuk menggambarkan adanya keragaman Bangsa Indonesia yang
mencari suatu rumusan untuk hidup bersama.Tetapi ada kalimat yang kontropersi
dalam piagam ini yaitu penghapusan “7 kata “ lengkapnya kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya yang terletak pada
alinea keempat setelah kalimat Negara berdasarkan kepada Ketuhan Yang Maha
Esa.
Babak
kelima, abad 20 & 21.
Pada babak ini proses da’wah (Islamisasi) di Indonesia
mempunyai ciri terjadinya globalisasi informasi dengan pengaruh-pengaruh
gerakan Islam internasional secara efektif yang akan membangun kekuatan Islam
lebih utuh yang meliputi segala dimensinya. Sebenarnya kalau saja Indonesia
tidak terjajah maka proses Islamisasi di Indonesia akan berlangsung dengan
damai karena bersifat kultural dan membangun kekuatan secara struktural. Hal
ini karena awalnya masuknya Islam yang secara manusiawi, dapat membangun martabat
masyarakat yang sebagian besar kaum sudra (kelompok struktur masyarakat
terendah pada masa kerajaan) dan membangun ekonomi masyarakat. Sejarah
membuktikan bahwa kota-kota pelabuhan (pusat perdagangan) yang merupakan
kota-kota yang perekonomiannya berkembang baik adalah kota-kota muslim. Dengan
kata lain Islam di Indonesia bila tidak terjadi penjajahan akan merupakan
wilayah Islam yang terbesar dan terkuat. Walaupun demikian Allah mentakdirkan
di Indonesia merupakan jumlah peduduk muslim terbesar didunia, tetapi masih
menjadi tanda tanya besar apakah kualitasnya sebanding dengan kuantitasnya.
Pertanyaan :
1.
Apakah yang
menyebabkan Serikat Islam (SI) pada awal pendiriannya sangat didukung oleh
rakyat?
2.
Apakah yang latar belakang menyebabkan Nadhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah
bertentangan sedangkan dahulu mereka bergabung dalam Masyumi?
Jawaban :
1. Sekarang ini sedang terjadi pembinaan umat dalam
partai politik. Serikat Islam merupakan partai politik juga kalau dapat
dikatakan termasuk NU dan Muhammadiyah yang semuanya setuju disebut Hizbullah
(partai Allah), karena organisasi-organisasi tersebut adalah institusi-intitusi
pergerakan. Dimasa penjajahan organisasi-organisasi tersebut wadah ekspresi
politik umat Islam dan kenyataannya membina masyarakat ketika itu dalam bidang
pendidikan khususnya. Serikat Islam saat pendiriannya didukung rakyat faktor pertama
karena kepemimpinan HOS Cokroaminoto. Kedua sebelum SI ada, sudah
berdiri Serikat Dagang Islam yang merupakan serikat para pedagang batik muslim
tokoh pendirinya yaitu H. Samanhudi. Organisasi ini sangat penting perannya
bagi para pedagang muslim khususnya batik yang pada akhirnya melebur menjadi
SI.
2. Dahulu NU dan Muhammadiyah pernah bersatu dalam partai
politik Masyumi yang merupakan kekuatan umat Islam yang hilang, para tokoh
pentingnya yaitu K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Ashari masih guru tetapi
melakukan ijtihad yang berbeda dan mereka memahaminya, akan tetapi
kemudian ditingkat umat terjadi perdebatan-perdebatan yang sifatnya fiqhiah yang
furu’ (cabang) karena pemahaman umat belum syamil (sempurna).
Meskipun sekarang ini sudah tidak terjadi tetapi dilapangan politik masih belum
satu visi untuk membangun masa depan Indonesia.
Pertanyaan :
1. Apakah pada abad 13 M kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
pada masa itu sudah ada hubungan dengan kerajaan-kerajaan dunia Islam?
2. Apakah benar perpindahan kepemimpinan
kerajaan-kerajaan di Jawa dengan cara kekerasan? Seperti yang terjadi pada
perpindahan dari Demak ke Pajang dan dari Pajang ke Mataram yang semuanya
merupakan kerajaaan-kerajaan muslim.
3. Apakah luka-luka umat Islam terdahulu dapat terobati
dengan para generasi muda?
Jawaban :
1. Di abad 13 hubungan di dunia Islam masih sangat sulit
tetapi dapat dilihat dari pengaruh-pengaruhnya sebagai contoh para raja-raja
muslim memakai nama khalifatullah fil ard atau disambung dengan bahasa
sangsekerta penatagama (pengatur keagamaan) ini membuktikan sudah
tergabungnya Ulama dan Umara, yang dicontohkan oleh Sunan Gunung
Jati seorang Ulama yang sekaligus Umara (penguasa).
2. Masalah kekerasan ini merupakan pengaruh dari masa pra
Islam sedang Islam tidak mengajarkan dendam-dendam politik dan bagi ulil
albab (pemikir) yang dijelaskan pada surat Yusuf ayat 111 harus mengambil Ibrah
(pelajaran) dengan tidak boleh mengulangi kesalahan-kesalahan yang telah dibuat
dimasa lalu.
3. Sekarang kita harus melanjutkan tugas para ulama yang
terhenti karena penjajahan, berubah ke agenda pertahanan dan perlawanan
terhadap penjajah walaupun itu merupakan tarbiyah jihadiyah. Sedangkan
untuk aspek-aspek ekonomi, politik dan budaya belum sempat ditranformasikan
pada masyarakat.
Posting Komentar