Popular posts

Archive for Januari 2019

Pengalaman Tes CPNS Tahun 2018 di Pemda (Non Kementerian)

Minggu, 20 Januari 2019
Posted by Abd. Syawal A. Dali
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Halo semua, nama saya Syawal biasa dipanggil Shaw. Saya lulusan Program Studi Teknik Sipil di Universitas Muslim Indonesia, saya angkatan 2014 dan wisuda pada akhir Juni 2018. Alhamdulillah setelah wisuda saya mendengar kabar akan ada perekrutan CPNS jadi saya percepat pengurusan ijazah, tepat akhir bulan Juli urusan satu dan lain hal saya di kampus sudah selesai tinggal menunggu ijazah diterbitkan jadi saya pulang ke kampung halaman sembari mencari informasi terkait rekrutmen CPNS di Kabupaten saya, saya mendaftar di Kabupaten tempat saya lahir yaitu Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah.

Setelah keluar pengumuman untuk jumlah formasi di Kabupaten saya, jumlah formasi yang dibutuhkan untuk jurusan saya sebanyak 7 formasi dengan rincian 2 formasi jabatan Teknik Jalan & Jembatan Ahli Pertama, 1 formasi jabatan Analisis Peta Wilayah, 2 formasi jabatan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Di Daerah Ahli Pertama dan 2 formasi jabatan Auditor Ahli Pertama. Setelah menimbang-nimbang saya akhir memutuskan untuk memilih formasi jabatan Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Pertama, alasan saya mengambil jabatan tersebut karena jabatan Teknik Jalan & Jembatan Ahli Pertama hanya membuka lowongan untuk Jurusan Teknik Sipil saja, berbeda dengan jabatan lainnya yang membuka lebih dari 1 jurusan. Contohnya Jabatan Analisis Peta Wilayah untuk 1 formasi membuka 3 jurusan yaitu Teknik Sipil, Geodesi dan Kehutanan. Jadi  otomatis dengan memilih formasi jabatan Teknik Jalan & Jembatan Ahli Pertama jumlah pesaing saya lebih sedikit.

Jabatan Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Pertama terdiri dari 2 formasi dengan pemisahan lokasi/unit penempatan, jadi nanti peserta bersaing di masing-masing penempatan. Saya mendaftar di unit Seksi Pelaksanaan PLP dan Air Minum Pada Dinas PUPR menimbang jumlah saingan lebih sedikit, pendaftarnya terhitung dengan saya sebanyak 11 orang, jadi saya cukup mengalahkan 10 orang saja dibandingkan dengan penempatan yang satunya lagi yaitu Seksi Perencanaan, Evaluasi dan Jasa Konstruksi Pada Dinas PUPR dimana pendaftarnya berjumlah 17 orang. Jadi intinya saya mencari peluang lolos yang paling besar.

Sambil menunggu pengumuman seleksi administrasi, saya mengisi waktu dengan mempelajari contoh-contoh soal dari buku yang saya beli. Tepat pada tanggal 22 Oktober 2018 keluarlah hasil seleksi administrasi, Alhamdulillah saya lolos, begitupun dengan 10 orang saingan saya. Hasil seleksi administrasi menampilkan nama-nama pesaing saya, disitulah saya mulai mencari tahu tentang kehidupan mereka di media sosial (kepo banged dah😂), cek per cek diantara 10 saingan saya hanya 1 orang yg seangkatan dengan saya, sisanya para leluhur (wkwk), makin berat nih karena 9 saingan saya orang-orang yang sudah berpengalaman, tapi saya tetap optimis (eaaa😂).

Yang dinanti-nantikan akhirnya datang, jadwal ujian SKD (Seleksi Kemampuan Dasar) saya sudah keluar, saya ujian pada tanggal 19 November 2018 sesi 3 dan saingan-saingan saya ujian di hari dan sesi lain secara acak, jadi agak susah untuk cari tahu nanti nilai mereka. Menunggu sampai tiba hari ujian saya isi dengan belajar dan membuat strategi, setiap tes try out di buku yang saya beli selalu nilai TWK saya yang paling rendah, apakah memang jiwa kebangsaan saya kurang😂. Perlu diketahui Tes SKD terdiri dari tiga komponen, yaitu TWK (Tes Wawasan Kebangsaan), TIU (Tes Intelegensia Umum) dan TKP (Tes Karakteristik Pribadi). Masing-masing mempunyai jumlah soal dan passing grade (standar nilai) yang berbeda. Soal TWK berjumlah 35 butir dengan passing grade sebesar 75, soal TIU berjumlah 30 butir dengan passing grade sebesar 80 dan soal TKP berjumlah 35 butir dengan passing grade sebesar 143. Untuk TWK dan TIU satu soal yang benar bernilai 5 poin dan salah bernilai 0. Sedangkan untuk TKP opsi A sampai E semua mempunyai skor dari 1 sampai 5 jadi opsi mana yang paling tepat maka opsi itu yang poinnya tinggi. Total soalnya yang berjumlah 100 nomor dikerjakan dalam kurun waktu 90 menit. Setiap coba-coba Try Out Alhamdulillah saya selalu lulus dan total nilai selalu di atas 350 dimana passing grade nilai total sebesar 298, mungkin soal di buku yang saya beli cukup mudah😂.

 Untuk TWK dengan Passing grade (standar nilai) 75 berarti saya cukup menjawab 15 nomor benar dari 35 nomor soal, TIU passing grade sebesar 80 jadi minimal 16 nomor benar dari 30 nomor soal, dan untuk TKP minimal bisa menebak 27 nomor soal dengan Opsi poin maksimal yaitu sebesar 5 poin dari 35 nomor soal. Setelah saya baca-baca postingan orang-orang yang sudah ujian terlebih dahulu di daerah lain ternyata momok yang menjadi penjegal kelulusan adalah TKP, berbeda dari tes-tes tahun sebelumnya dimana nilai TKP peserta selalu jadi yang paling tinggi dan mampu mencapai Passing Grade, tes tahun ini kebanyakan peserta gagal di tes TKP. Semakin menantang saja tes tahun ini wkwk.

Tepat 18 November 2018, satu hari sebelum tes, saya pergi ceklok serta lihat kondisi dan suasana lokasi ujian. Ternyata di sana seperti orang menonton pertandingan sepak bola di tv, nilai ujian peserta tes langsung terupdate di layar monitor di luar lokasi tes, setiap ada peserta yang mencapai passing grade selalu ada yang teriak seperti bola masuk gawang saja😂. Banyak sekali ekspresi para peserta pas keluar dari ruangan tes, ada yang menangis, langsung lari peluk keluarga, ada pula yang muka datar langsung naik kendaran dan gass wkwk. Satelah ceklok saya pun pulang untuk mempersiapkan strategi saya buat besok.

Strategi saya mengerjakan soal TKP dahulu selama 30 menit setelah itu TIU 30 menit dan yang terakhir TWK 30 menit. Karena TKP jadi momok yang menakutkan jadi saya kerjakan di awal biar otak masih fresh, TIU harus kedua karena kalau yang terakhir pasti akan pusing, tidak tenang dan kejar-mengejar waktu karena soalnya banyak menghitung dan menganalisa, TWK saya kerja paling akhir karena soalnya tidak perlu analisa yang berat. Strategi ini saya harap bisa membuat saya lolos passing grade.

19 November 2018, saat yang dinanti akhirnya tiba, sebelum berangkat saya pamit ke orang tua di rumah dan minta dido'akan yang terbaik. Saya ujian pada sesi 3 yaitu pada jam 13.30 - 15.00 WITA, otak sudah tidak segar lagi wkwk. Tepat jam 12.30 saya beserta 99 peserta lainnya yang ujian pada sesi 3 sudah dipanggil untuk berbaris, selanjutnya kami antri satu persatu masuk ke bagian pemeriksaan dan lanjut masuk ke ruang tunggu. Di ruang tunggu ada layar monitor yang menampilkan video tentang tata cara mengerjakan ujian yang berbasis CAT, videonya diputar berulang-ulang sampai tiba saat ujian, petugas juga ikut memberikan tips dan trik saat nanti ujian dan interview beberapa peserta, cek per cek dalam satu sesi sebanyak 100 orang cuman saya sendiri yang fresh graduate wkwk, saya diberikan suntikan semangat dari bapak petugasnya untuk berikan yang terbaik dan bisa mengalahkan para senior yang ada hahah, amin. Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 dan ruang ujian sudah dinyatakan siap maka kami dipersilahkan satu per satu memasuki ruangan ujian dan menempati tempat sesuai nomor yang telah diberitahukan sebelumnya. Setelah semua peserta sudah masuk ruangan, ujianpun dimulai. Jeng jeeng jeeeeeeng...

Ujian dimulai dengan melakukan login di komputer yang disediakan, login dilakukan dengan cara menginput nomor peserta, NIK, pin peserta dan pin sesi. Seteleh itu muncul laman data peserta, apabila data sudah benar maka langsung klik mulai ujian. Setelah selesai berdoa saya langsung klik mulai ujian dengan Basmallah. Satu per satu soal saya jawab dan belum ada kendala, masih sesuai strategi yang saya rencanakan sebelumnya, soal-soal TKP yang keluar memang sangat sulit, semua opsi hampir sama jadi susah untuk menentukan pilihan. Tidak terasa 30 menit telah berlalu dan saya baru selesai mengerjakan 20 nomor soal, masih ada 15 nomor lagi soal TKP yang belum selesai karena waktu yg saya tetapkan sudah lewat maka saya berpindah ke TIU berharap ada sisa waktu nanti untuk mengerjakan sisa soal TKP. Saat mengerjakan soal TIU saya mulai tidak tenang, hal ini dikarenakan ketika saya menengok ke kkanan-kiri-depan semua peserta sudah banyak yang hampir selesai menjawab sedangkan saya setengah saja belum hahah. Soal TIU saya kerjakan yang mudah-mudah dahulu dan yang saya yakin benar. 50 menit berlalu dan saya baru selesai mengerjakan 16 dari 30 nomor soal TIU, karena soal-soal yang tersisa butuh analisa yang rumit dan saya mulai tidak tenang, akhirnya saya pindah ke soal TWK. Soal TWK yang keluar banyak tentang penerapan-penerapan Pancasila, pasal-pasal tidak ada satupun yang keluar, padahal saya sudah mencoba menghapal semua pasal UUD 45, zonk banged dah. Soal TWK ini rada-rada hampir mirip sama soal TKP tapi dengan porsi yang agak lebih mudah. 80 menit berlalu dan semua soal TWK sebanyak 35 nomor sudah selesai saya jawab, tersisa waktu 10 menit untuk mengerjakan 14 nomor soal TIU dan 15 nomor TKP, gila bukan?😂😂. Perasaan saya sudah makin tidak karuan melihat waktu di minitor yang terus bergerak mundur. Saya kembali ke soal TKP mengerjakan 5 nomor dalam waktu 4 menit dan pindah ke TIU, di soal TIU saya mengerjakan 9 nomor dalam waktu 5 menit. Waktu yang tersisa 1 menit dan masih ada 5 nomor TIU dan 10 nomor TKP yang belum saya jawab, kepala saya terasa mau pecah😥. Akhirnya dengan sistem kebut semenit saya langsung asal pilih 10 nomor TKP dan langsung mengerjakan sisa nomor di soal TIU sampai waktu habis, ketika waktu habis nilai peserta langsung otomatis keluar di monitor.

Mau tahu hasilnya?
Hahah saya tidak lulus passing grade di salah satu bidang, nilai TWK yang selalu menjadi momok saya pas try out malah menjulang tinggi yaitu sebesar 105 dari standar 75. TIU yang dikerjakan sampai berdarah-darah (wkwk) hanya dapat poin 85 dari standar nilai 80, setidaknya masih lolos. Dan yang terakhir TKP, yang menjadi penjegal banyak orang ternyata menjadi penjegal saya juga, nilai TKP saya cuman sebesar 135 dari standar nilai 143, kurang 8 poin lagi hikss😥😥. Total skor saya 325 cukup membawa saya menjadi rangking ke 2 dari 100 orang peserta yang ujian di sesi 3😅 lumayan membanggakan, padahal sedikit lagi bisa lolos but almost is never enough😫. Dari 100 peserta yang ujian di sesis3 tidak ada seorangpun yang lolos passing grade, yaah setidaknya ada teman untuk bersedih wkwk. Apakah saya kecewa? Tentu saja iya, tapi saya tidak mau berlarut-larut, life must go on. Right?

Rangkaian tes SKD telah selesai di daerah tempat saya mendaftar sebanyak 4191 peserta yang ikut seleksi cuman 39 orang yang lulus passing grade dari 494 kuota yang dibutuhkan, keradd gak sih😅. Dan ternyata di seluruh wilayah Indonesia pun begitu. Cukup banyak kuota kosong, padahal masih ada satu tes lagi.

Apakah perjuangan saya cukup sampai di sini?
Saya pikir begitu, tapi ternyata takdir berkata lain. Karena negara masih kekurangan tenaga ASN dan yang lolos passing grade SKD sangat sedikit maka terbitlah PermenpanRB no 61 Tahun 2018. Isinya tentang pengisian formasi yang masih kosong. Kebetulan jabatan yang saya lamar juga kosong karena tidak ada satupun yang lolos passing grade. Jadi sistem pengisian formasi kosong dilakukan dengan cara perangkingan, nilai terbaik yang akan diambil dari batas total nilai sebesar 255, Alhamdulillah nilai saya jauh lebih tinggi dari 255 sisa menunggu pengumuman hasil dari BKN apakah saya bisa lolos ke tes tahap selanjutnya atau tidak. Karena yang dibutuhkan hanya satu formasi untuk unit jabatan yang saya pilih maka yang berhak mengikuti tes tahap selanjutnya yaitu 3 besar nilai tertinggi (Sesuai PermenpanRB, yang lolos ke tes SKB itu kelipatan 3 dari jumlah formasi yang dibutuhkan). Jadi sekarang saya tinggal berdoa yang terbaik semoga saya masuk 3 besar nilai tertinggi dari 11 orang yang ikut tes di unit saya.

Sekian lama menunggu akhirnya pengumuman kelulusan untuk ujian tahap selanjutnya (SKB) keluar pada tanggal 5 Desember 2018. Setelah saya cek ternyata saya pemuncak klasemen wkwk, Alhamdulillah. Skor saya 325, si rangking 2 skornya 299 dan rangking 3 skornya 285. Jadwal ujian keluar satu hari setelah pengumuman hasil SKD, ujian SKB dilaksanakan selama 3 hari (tanggal 10-12 Desember 2018) di tempat dan prosedur yang sama saat melakukan tes SKD. Saya mendapat jadwal pada hari terakhir di sesi 3 (lagi wkwk), sedangkan kedua saingan saya jadwal ujiannya satu hari sebelum saya. Saya cukup beruntung mereka ujian lebih dahulu sehingga saya bisa menerapkan strategi untuk mengalahkan mereka (hohoho😈). Tepat tanggal 11 November 2018 saya pergi ke lokasi ujian untuk menonton livescore nilai SKB kedua saingan saya, mereka ujian pada sesi 2 yaitu pada jam 10.00-11.30 WITA. Perlu diketahui ujian SKB ini hampir sama seperti ujian SKD, soalnya berjumlah 100 nomor dan dikerjakan dalam kurun waktu 90 menit, bedanya isi soalnya tentang bidang kita masing-masing sesuai nama tesnya SKB (Seleksi Kemampuan Bidang), karena saya mengambil jabatan Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Pertama maka soal-soal yang keluar pasti tentang tentang teknik jalan dan jembatan, hal ini sebenarnya diluar dari zona nyaman saya karena waktu kuliah saya mengambil teknik  keairan sebagai kejuruan saya tetapi karena di daerah saya tidak membuka formasi untuk keairan maka saya memilih jalan dan jembatan, setidaknya masih ada sedikit memori-memori dari laboratorium jalan raya & transportasi serta beberapa pelajaran dari mata kuliah yang pernah saya pelajari.

Ujian sudah dimulai untuk kedua saingan saya, poin mereka saling tikung-menikung. Di detik-detik terakhir si rangking 2 memimpin tipis di atas si rangking 3, sampai waktu habis poin mereka tetap seperti itu. Saingan saya si rangking 2 mendapatkan skor 155 atau 31 soal benar dan si rangking 3 skornya 150 atau 30 soal benar dari 100 nomor soal. Kedua saingan saya cuman menduduki rangking 80-an (detailnya saya lupa) di sesi ujian mereka, maklum soal teknik susah-susah jadi pasti skor peserta dengan jabatan lain pasti lebih tinggi karena soalnya (mungkin) lebih mudah. Skor 155 dan 150 bisa dibilang cukup rendah, sesulit itu kah soalnya sampai mereka yang notabene sudah berpengalaman hanya mendapatkan skor segitu? Entahlah wkwk. Akhirnya saya pulang dari lokasi tes untuk belajar dan mempersiapkan strategi saya esok harinya.

Sistem penilaian akhir CPNS dihitung dari 40% nilai SKD + 60% nilai SKB, dari hasil ujian kedua saingan saya bisa diperkirakan bahwa si rangking 3 sudah gugur lebih dulu karena nilainya belum mampu menggeser si rangking 2. Jadi tinggal strategi saya bagaimana bisa mengalahkan si rangking 2. Setelah saya hitung-hitung, ternyata saya membutuhkan poin minimal 140 agar bisa mengalahkan si rangking 2, cukup rendah dibandingkan skor SKB kedua saingan  saya, ini karena skor SKD saya cukup tinggi. Jadi dengan poin 140 artinya saya harus menjawab 28 nomor soal yang harus pasti benar dari 100 nomor soal, secara kasar sih terlihat mudah tapi melihat skor-skor saingan saya yang cukup rendah padahal mereka sudah berpengalaman membuat saya sedikit ragu. Untuk materi, saya banyak membaca dari grup Facebook dan WA, di sana banyak yang memberi materi dan sedikit bocoran karena sudah banyak yang ujian duluan di daerah lain, meski soalnya diacak dan sangat kecil kemungkinannya untuk sama tapi setidaknya sudah ada gambaran tentang model soalnya.

12 Desember 2018 pukul 10:30 WITA saya sudah berangkat dari rumah setelah pamitan, sesampainya di lokasi tes saya istirahat sebentar dan langsung masuk ke ruangan tunggu sesuai prosedur yang ada. Di ruang tunggu hati saya mulai tidak tenang (dag-dig-dug-ser😥), apakah saya mulai terbebani dengan skor 140? Entahlah😣. Setelah baca do'a berulang-ulang perasaan saya sudah mulai tenang (ini seriusan). Panitia sudah mulai mengarahkan peserta ujian untuk masuk keruangan ujian satu per satu, setelah semua peserta masuk, ujian pun dimulai.

Ujiannya masih menggunakan sistem CAT jadi prosedurnya masih sama seperti ujian sebelumnya. Setelah berdoa dan membuat daftar nomor-nomor yang saya yakin benar di kertas cakaran yang diberikan, saya meng-klik mulai ujian. Satu per satu soalnya saya jawab sesuai urutan tanpa ada kendala, walaupun ada jawaban yang saya masih ragu tetapi saya tetap menjawabnya karena takut kehabisan waktu nantinya. Soalnya bisa dibilang susah-susah-gampang, opsinya banyak yang hampir sama jadi harus jeli melihat perbedaannya, untuk soal perhitungan saya cuman dapat sekitar 3 nomor saja  kalau tidak salah, soal-soalnya kebanyakan tentang peraturan-peraturan, prosedur-prosedur, penanganan-penanganan, dsb. Soal-soalnya banyak yang berkaitan satu sama lain jadi agak membantu kita kalau kita jeli.
100 nomor telah selesai saya jawab dalam kurun waktu 86 menit dan 31 dari 100 nomor yang saya sangat yakin benar, sudah lumayan di atas 28 nomor target saya tapi saya tidak tahu apakah memang yang saya yakini benar itu sesuai dengan kebenaran yang hakiki (eeaaa😂). Sisa waktu 4 menit 2 menitnya saya gunakan untuk membaca-baca ulang jawaban saya, saya mengubah sekitar 3 nomor jawaban saya, takut mengubah terlalu banyak karena bisa jadi nilai saya bukannya naik malah turun hahah. 2 menit tersisa cuman saya isi dengan melongo menatap waktu di layar monitor yang perlahan-lahan berkurang.

215,
itulah skor akhir SKB saya, betapa bahagianya saya saat itu, Alhamdulillah-Alhamdulillah-Alhamdulillah. Dengan skor 215 tersebut berarti saya berhasil menjawab 43 nomor benar dari 100 nomor soal melebihi prediksi saya yang cuman sebanyak 31 benar. Melihat di kiri-kanan saya berbagai ekspresi terpampang, seketika itu saya langsung keluar ruangan dan kemudian disambut oleh bapak saya dan beberapa keluarga yang ikut menonton livescore SKB, kata bapak saya dia sempat stres soalnya peserta lain sudah mencapai skor 120 dan saya masih stuck di skor 25 wkwk, take it easy dad, i got this wkwk. Melihat di monitor livescore ternyata saya ada di rangking 57 dari 100 orang di sesi saya wkwk cukup jauh yah, soal teknik dilawan😂.

Dengan hasil ini otomatis saya memiliki nilai tertinggi di dua tes yaitu SKD & SKB dari kedua saingan saya, karena saya pejabat teknis otomatis tidak ada penambahan nilai untuk serdik (sertifikat pendidikan) dan putra-putri daerah 5T jadi nilai saya aman (by the way anyway busway daerah saya ternyata tidak termasuk daerah 5T wkwk), tinggal menunggu pengumuman resmi untuk pemberkasan. Alhamdulillah semoga bertepatan di ulang tahun saya yang ke 22 saya sudah punya NIP amiin.
Perlu diketahui bahwa menjadi PNS bukan keinginan awal saya hahah, saya ikut karena perintah orang tua katanya coba-coba saja tapi karena saya suka hal-hal yang berbau kompetitif maka saya lakukan dengan maksimal, prinsip saya adalah ‘kita dapat menaklukkan apapun kalau kita serius’. Setelah menimbang-nimbang ternyata jadi PNS lumayan enak juga, pekerjaannya tidak terlalu berat ditambah gaji + tunjangan + dana taktis lainnya yang lumayan (apalagi di Dinas PUPR😂)  dan selalu naik berdasarkan golongan sehingga memantapkan niat saya untuk bersungguh-sungguh dalam tes CPNS ini (dasar mata duitan😂😂😂).

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya untuk sampai di titik ini, ini bukanlah titik akhir bagi saya tetapi titik awal untuk bisa melangkah dan berkembang lebih jauh lagi, inshaaAllah.

Itulah pengalaman saya mengikuti Tes CPNS 2018 yang cukup dramatis😅, semoga kalian juga yang mengikuti tes CPNS di periode selanjutnya dapat lulus dan diterima di instansi yang kalian pilih, Amiin.

#2019JadiASN





With love, Shaw
xoxo