Popular posts

Abd. Syawal A. Dali On Senin, 04 Maret 2013



KISAH NABI MUHAMMAD SAW (Lengkap)
  Tahun Gajah
            Pada tahun ini datang pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah untuk merobohkan Ka’bah.
            Maksud jahat mereka ini berhasil digagalkan dengan pertolongan Allah yang mengirimkan burung-burung Ababil, yang menimpakan batu-batu yang panas berasal dari neraka kepada pasukan Abrahah.
            Peristiwa ini terjadi pada pertengahan abad ke 6 masehi. Pada tahun ini pula dilahirkan nabi besar Muhammad Saw, sebegai nabi terakhir bagi umat manusia.
  Kelahiran Nabi Muhammad Saw. 
        Beliau adalah keturunan dari nabi Ismail as. Nasabnya dari pihak bapak : Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nudlor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrika bin Ilyas bin Mudlor bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.
            Nasabnya dari pihak ibu : Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Bapak dan ibunya bertenu nasabnya pada kakeknya Kilab. Muhammad dilahirkan di Makkah pada hari senin 12 Rabi’ul Awal tahun gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 nisaan tahun 571 masehi.
              Maka jarak antara kelahiran beliau dengan kelahiran Isa as. adalah 571 tahun, antara Isa hingga wafatnya Musa as. 1716 tahun, antara Musa dan Ibrahim as. adalah 545 tahun, antara Ibrahim dan air bah yang terjadi pada masa Nabi Nuh as. adalah 1080, tahun antara air bah nabi Nuh as. dan Adam as 2242 tahun, sehingga jarak antara kelahiran Muhammad Saw. dan Adam as. adalah 6155 tahun, berdasarkan riwayat yang masyur dari para ahli sejarah.
            Muhammad Saw. Dibesarkan di Makkah sebagai anak yatim karena ayahnya Abdullah wafat di Madinah dua bulan sebelum beliau lahir. Pada waktu itu ayahnya sedang berdagang di Syam dan singgah di Madinah dalam keadaan sakit, hingga wafat di rumah pamannya dari Bani Najjar.  Ayahnya tidak meninggalkan apa-apa kecuali lima ekor unta dan sahaya perempuan. Pada waktu itu Bangsa Arab memiliki kebiasaan untuk menyerahkan penyusuan anak-anak meraka kepada perempuan lain di dusun dengan harapan agar anak tersebut dikemudian hari mempunyai tubuh yang kuat dan omongan yang fasih.
           

            Berdasarkan kebiasaan inilah kakeknya Abdul Mutthalib meyerahkan cucunya Muhammad Saw. kepada Halimah binti Dzuaib As-Sa’diah salah seirang perempuan dari Bani Sa’ad untuk menyususi beliau. Setelah Nabi Muhammad berusia 4 tahun, Halimah

mengembalikannya kepada ibunya. Menurut selama ia menyusui Nabi Saw, sering terjadi hal-hal luar biasa pada diri Nabi Saw.
 Wafatnya Ibu Nabi Muhammad Saw.
        Ketika Nabi Saw. mencapai usia 6 tahun pergilah ibunya ke tempat pamannya dari Bani Hajjar, kemudian kembali bersama beliau. Dalam perjalan pulang, wafatlah ibunya di suatu tempat bernama Abwa’ , yaitu sebuah desa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
            Setelah itu Nabi Saw. diasuh oleh Ummu Aiman dan dipelihara oleh kakeknya Abdul Mutthalib yang merupakan salah seorang terkemuka di Makkah pada waktu itu. Abdul Mutthalib sangat mencintai cucunya.
            Setelah 2 tahun dipelihara kakeknya, kemudian Abdul Mutthalib wafat dalam usia 140 tahun dan Nabi Saw. dipelihara oleh Abu Thalib pamannya, ayah dari Imam Ali ra.
  Perkawinan Nabi Muhammad Saw.
            Setiba Nabi Muhammad Saw. di Makkah dari perjalannya di Negeri Syam untuk membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid, beliau kawin dengan Khadijah binti Khuwailid dua bulan sesudah kedatangannya.
            Setelah itu Nabi Saw. pindah ke rumah Khadijah untuk memulai lembaran baru dari kehidupannya, umur Khadijah pada waktu itu adalah 40 tahun. Dari perkawinan itu lahir 3 orang putra yaitu Al-Qasim, Abdullah dan Thayyib, yang semuanya meninggal di waktu kecil, serta 4 orang putri yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum dan Fatimah.
            Keempat putri itu hidup sampai mereka besar, yang tertua dari meraka kawin dengan Abil Aash Ibnu Rabi’ bin Abdus Syam, Ruqayyah kawin dengan Utbah bin Abi Lahab, sedang Ummu Kaltsum kawin dengan Utaibah bin Abi Lahab. Ruqayyah dan Ummu Kaltsum kemudian kawin lagi dengan Utsman bin Affan. Adapun yang termuda yaitu Fatimah Az-Zahra ra. kawin Ali bin Abi Thalib ra.